Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Wilayah Gorontalo menggelar Webinar dengan tajuk “Peningkatan Mutu Perpustakaan Pergurua Tinggi yang Berkualitas dan Berdaya Saing” yang diadakan secara online menggunakan Zoom Meeting yang dihadiri oleh berbagai Pengurus FPPTI, Lembaga, dan Perguruan Tinggi di Gorontalo. Kegiatan ini diadakan pada hari Senin, 26 Juli 2021, dengan menghadirkan Ketua Umum FPPTI, Ibu Mariyah, S.Sos., M.Hum sebagai narasumber dan pemberi sambutan mewakili seluruh Pengurus FPPTI Indonesia, turut mengundang Rektor Universitas Negeri Gorontalo Bapak Dr. Ir H. Edwart Wolok, S.T., M.T., dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Gorontalo Bapak Sul A. Maito, S.Ag., M.E.
Kegiatan ini terdiri dari tiga agenda utama, yaitu pelaksanaan Pelantikan Pengurus FPPTI Wilayah Gorontalo periode 2021-2024, webinar dengan tema “Peningkatan Mutu Perpustakaan Pergurua Tinggi yang Berkualitas dan Berdaya Saing”, dan Rapat Kerja FPPTI Wilayah Gorontalo. Pada kegiatan pertama, Pelantikan Pengurus FPPTI Gorontalo, Ibu Mariyah menyampaikan bahwa Pengurus FPPTI Gorontalo merupakan tangan kanan dari FPPTI Pusat untuk Klaster Wilayah Timur, khususnya di Gorontalo dalam membangun kemitraan strategis antar anggota perpustakaan dan membantu perwujudan SDM perpustakaan yang kompeten, berintegrasi, professional, dan berdaya saing global.
Pada agenda webinar, selaku narasumber, Ibu Mariyah menjelaskan mengenai manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi selama Era Pandemi. Menurutnya dalam situasi pandemi Covid-19, seorang manajer harus mampu mengelola manajemen perpustakaan dengan menetapkan tujuan dan sasaran organisasi yang jelas dengan mengacu pada 4 (empat) hal yaitu: perencanaan (mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkan strategi, mengembangkan rencana kerja dalam bentuk aktivitas); pengorganisasian (menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya); kepemimpinan (memotivasi, memimpin dan tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang lain); dan pengendalian(memantau aktivitas-aktivitas demi memastikan segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana). Utamanya saat pandemi, manajemen perpustakaan harus berfokus pada layanan-layanan daring atau virtual untuk mengurangi kontak langsung antar manusia dan menjalankan protokol kesehatan, yaitu social distancing yang merupakan salah satu protokol penting dalam mencegah penularan dari kontak antar sesama manusia.
Dalam implementasinya, seorang manajer perpustakaan harus dapat merespon dengan baik perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan kebijakan dari lingkup pemerintah tentunya berimbas langsung dengan keberlangsungan ketersediaan layanan di perpustakaan, seperti mengutamakan bentuk-bentuk layanan secara daring. Namun, jika demikian layanan fisik tetap dilakukan harus berdasarkan asas-asas protokol kesehatan yang ketat, seperti tersedianya karantina bagi buku yang dikembalikan oleh pemustaka, Alat Pelindungan Diri (APD) bagi pustakawan yang melakukan layanan pengembalian buku, hingga adanya penanganan sesuai prosedur bagi buku-buku yang berpotensi terkontaminasi Covid-19.
Menurut Ibu Mariyah dalam mencapai output manajemen perpustakaan yang baik, perpustakaan harus berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan tetap menjaga engagement yang diberikan perpustakaan kepada pemustakanya, seperti dengan memaksimalkan layanan berbasis digital melalui media sosial. Adanya layanan berikut memudahkan pemustaka untuk bertanya dan mendapatkan akses yang lebih fleksibel dalam menggantikan layanan tatap muka. Selain itu untuk menjaga produktivitas para pustakawan dalam mekalukan Bekerja Dari Rumah (BDR), harus tesedia jadwal kerja yang menggunakan sistem log book dalam melakukan supervisi kinerja dan produktivitas selama Work from Home (WFH) berlangsung.
Pandemi mendorong tata kelola perpustakaan yang lebih mutakhir, inovatif, dan berintegritas dalam memberikan pelayanan prima kepada penggunanya sehingga diperlukan pemikiran dan analisa yang matang dalam menentukan langkah atau strategi yang akan diputuskan oleh pemangku kebijakan dan juga pustakawan perpustakaan perguruan tinggi tersebut. Dengan adanya webinar ini diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi seluruh stakeholder perpustakaan untuk membangun perpustakaan yang produktif dan inovatif selama masa pandemi. (MRH/KM).